Patung Yang Berdoa merupakan sebuah kumpulan cerita pendek yang hadir dengan sajian yang unik. Tidak melulu mengacu pada tema yang seragam─ seperti yang ada pada kumpulan cerpen biasanya, buku ini dengan manis dan taktis dihidangkan dalam sajian cerita berbingkai. Menggunakan teknik arkaik, membuat buku ini terasa begitu utuh, penuh, berkat sajian kisah kisahnya yang dihidangkan secara berkelindan antar cerita satu dan lainnya.

Dalam balutan tiap kisahnya, buku ini berusaha menyentuh ranah politik, sosial, budaya, kemanusiaan, percintaan bahkan sampai pada isu-isu pelanggaran HAM yang terjadi pada puluhan tahun silam. Cerpen-cerpen dalam buku ini menampilkan ketajaman beragam konflik antar manusia, entah yang bersifat personal atau yang melibatkan banyak kepentingan. Terkadang konflik tersebut tertanam sebagai akar, menyentuh hal yang begitu mendasar, terkadang pula ditampilkan sebagai batang yang kokoh, terlihat sangat jelas.

Akhirnya, bagaimanapun hasilnya, kumpulan cerita pendek Patung Yang Berdoa karya penulis-penulis dari Komunitas Sastra Senjanara, kini telah tepat berada di tangan anda. Apakah pada akhirnya buku ini hanya akan menambah deretan omong kosong yang memekakkan telinga anda, atau justru mampu menghidupkan patung-patung (nilai-nilai yang telah mati) yang selama ini beku-bisu di kepala anda, semuanya bergantung pada bagaimana anda melihatnya. Intinya, selamat membaca!