Bening Subuh Musi
“Nang, Abah kau ditangkap Belanda,” kata seseorang yang tiba-tiba menepuk pundaknya, ketika Anang dalam perjalanan pulang. “Cepat lari sebelum...
Also Available in:
- Amazon
- Audible
- Barnes & Noble
- AbeBooks
- Kobo
More Details
“Nang, Abah kau ditangkap Belanda,” kata seseorang yang tiba-tiba menepuk pundaknya, ketika Anang dalam perjalanan pulang. “Cepat lari sebelum mereka nangkap kau jugo.”
Abah memang tak tampak di rumah dalam beberapa hari terakhir ini. Lelaki setengah baya yang disegani oleh penduduk itu, mungkin kali ini benar-benar sudah membuat sang walikota, Nessel van Lissa, kesal. Abah menolak keras pembangunan menara air yang didalih Pemerintah Belanda adalah untuk kepentingan air warga. Konon pembangunan menara itu bakal menghabiskan tiga ton emas, dan sumber dananya tentu saja dari keringat rakyat Palembang sendiri.
Lalu, apakah Abah akan ditembak mati?
Anang mengepal lima keping uang pertamanya dalam genggaman. Uang yang ia peroleh dari memeras keringatnya sendiri. Kini ia akan buktikan pada dunia, termasuk Belanda yang kejam itu, bahwa ia adalah seorang anak lelaki andal yang tak bisa diremehkan!
***
Masih ada 20 cerpen dan 10 puisi pilihan lainnya di dalam antologi ini. Semuanya berlatarkan tanah Sumatera Selatan dengan segala pesona dan budayanya.
- Format:Paperback
- Pages:211 pages
- Publication:2011
- Publisher:FLP Sumatera Selatan
- Edition:
- Language:ind
- ISBN10:9791958289
- ISBN13:9789791958288
- kindle Asin:9791958289









